Adakah negara yang bisa berjalan jika ditinggal presidennya? Beberapa pakar menyebut nama Amerika Serikat. Bahkan – karena begitu baiknya sistem tata negara mereka – tanpa presiden pun – negara itu bisa jalan sendiri. Dalam sejarahnya, ada 8 Presiden yang meninggal saat menjabat. Dari 8 tersebut, 4 meninggal karena pembunuhan dan 4 lainnya meninggal alami. Dalam semua kasus ini, Wakil Presiden mengambil alih jabatan kepresidenan tanpa goncangan yang berarti. Bayangkan, apa yag akan terjadi jikalau presiden tidak mempunyai wakil?
Bagaimana kalau wakilnya meninggal juga? Tentunya sudah ada juga persiapan siapa yang harus menggantikan wapres tersebut. Intinya adalah: jikalau ada sistem yang baik, maka kelangsungan hidup suatu organisasi dapat terjaga. Bila tidak ada sistem, maka begitu ”kaisarnya pergi”, maka jendral dan anak buahnya menjadi kacau balau. Hal ini sudah sering terjadi. Ingat kasusnya Alexander Agung dan raja besar lainnya? Kerajaan mereka langsung ”bubar” saat mereka meninggal…..Sangat disayangkan bukan?
Demikian juga di bisnis. Banyak pebisnis sukses yang membangun ”kekaisaran”nya dengan tetesan darah dan air mata. Bisnis mereka adalah anak ”tunggal” mereka, yang diperhatikan secara khusus. Bahkan dalam beberapa kasus, anak ”tunggal” ini lebih disayang daripada anak biologis sendiri.
Demikian cintanya pada bisnis ini, sehingga mereka sering lupa bahwa ada satu hal yang tak dapat dihindari yakni: umur yang mengejar terus. Banyak pebisnis yang baru tersadar ketika mereka sudah tak kuat lagi untuk bangun dari tempat tidurnya sendiri. Padahal mereka tak mempersiapkan pengganti!
Menurut penelitian Arie de Geus dalam The Living Company, rata-rata umur perusahaan di Fortune 500 adalah: 40-50 tahun. Namun 1/3 dari perusahan di tahun 1970an hanya bertahan 13 tahun saja!
Lalu bagaimana solusinya? Salah satu yang disarankan adalah: menggunakan Auto Pilot Business. Agar bisnis bisa berjalan tanpa anda. Jangan sampai hal ini terjadi: bahwa generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, sedangkan generasi ketiga menghabiskan.
Kata Auto Pilot sendiri pertama diciptakan oleh Sperry Corporation tahun 1912. Lawrence Sperry kemudian mendemonstrasikannya pada 1914 serta membuktikan kredibilitas penemuannya itu dengan menerbangkan sebuah pesawat tanpa disetir olehnya. Memang awalnya Auto Pilot berarti sistem mekanikal, elektrikal, termasuk hidraulik. Yang memandu sebuah pesawat atau kapal tanpa campur tangan manusia. Namun karena terlihat efisien dan efektif, lama kelamaaan digunakan juga di bisnis.
Bagaimana memulai Auto Pilot Business ? Mulailah berpikir stratejik ala Sun Tzu. Ubah mind set. Sebagai pemilik bisnis, anda seharusnya berpikir ala sang kaisar yang bertugas menaklukkan daerah baru. Kuasai lalu buatlah sistem bisnis. Kemudian bergerak keluar lagi untuk menaklukkan daerah baru lainnya. Jangan diam terus di kandang! Ntar ”daerah kekuasaan” hanya itu ke itu saja.
Nah, disinilah diperlukan ”mimpi” dari sang kaisar. Mimpi itu dinyatakan dalam kalimat: ”What business are we in now?” dan “what business should we in for the future?”. Mimpi ini kemudian diterjemahkan dalam bentuk visi perusahaan dan strategi untuk mencapainya. Tahapan untuk mencapai visi dapat dituangkan dalam bentuk Road Map 5 sampai 10 tahun mendatang.
Langkah berikutnya adalah perbaiki system sehingga sang kaisar bisa bergerak keluar. Sistem yang pertama kali harus diperbaiki adalah system keuangan. Mengapa? Karena ini adalah darahnya perusahaan. Kalau sampai ada kebocoran, maka sekuat apa pun perusahaan, lama kelamaan akan “tenggelam” juga. Baru 2 minggu yang lalu penulis bertemu dengan pemilik bisnis yang terpukul karena tangan kanannya sendiri telah melakukan penggelapan – selama 6 tahun terakhir – tanpa disadarinya!
Jika sistem keuangan dan lainnya sudah berjalan, serahkan kegiatan operasional ke jendral yang anda percaya…
Lalu, bagaimana jurus memilih jendral yang tepat? Berdasarkan kerangkan DiSC, jikalau perusahaan anda ingin maju dan bergerak lebih cepat, gunakan jendral bertipe Dominan. Tipe Dominan dikenal sebagai tipe pendobrak dan berani mengambil resiko. Biasanya datang dari departemen marketing. Ibaratnya mobil, tipe dominan adalah pedal gas. Mereka suka tantangan dan senang melakukan hal-hal baru. Mereka haus akan masalah-masalah yang menantang. Namun tipe ini juga harus dikontrol. Karena biasanya kalau Dominannya terlalu tinggi dan tidak diimbangi oleh unsur Compliance, maka kelak jendral ini bisa-bisa keluar dan membentuk kekaisaran sendiri.
Contoh hal ini sudah banyak. Masih ingat salah satu konsultan pemasaran ternama di Indonesia? Setelah dengan susah payah mendidik sang jendral, tiba-tiba sang kaisar harus rela ditinggalkan jendralnya sendiri, karena sang jendral berniat membangun kekaisarannya sendiri. Sekarang kelihatannya malah jadi pesaing…..Di industri per-bank-an hal ini juga terjadi. Sang jendral yang memang brilian, akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dan membuka bank sendiri. Karenanya – sekali lagi – sebelum memilih sang jendral, ada baiknya diadakan test komprehensif terlebih dahulu.
Kalau perusahaan anda sudah stabil dan berjalan baik, jendral bertipe Compliance atau Steadyness patut dipertimbangkan. Biasanya jendral ini datangnya dari departemen keuangan atau departemen umum. Jendral ini cenderung patuh dan loyal, sehingga unsur financial perspective seperti: liquidity, costs, efficiency , asset utilisation akan terjaga dengan baik oleh jendral ini. Ibaratnya mobil, mereka ahlinya memainkan pedal rem.
Namun disisi lain, mereka tidak agresif. Jadi ada kemungkinan growth perusahaan akan dikorbankan. Karenanya peran mereka harus diimbangi. Menurut David G.Thomson dalam 7 Essentials of High Growth Companies, harus ada duo-leadership. Sebaiknya pimpinan tipe ini didampingi oleh COO yang agresif sebagai solusinya.Lesson Learned. Memang bisnis anda sekarang berjalan baik, namun sayangnya anda tak bisa menemaninya terus menerus. Karenanya, persiapkan bisnis yang bisa berjalan tanpa anda. Autopilot bisnis adalah solusinya.
Penulis :
Daniel Saputro, MM., MBA.
Senior Corporate Advisor
Daniel Saputro dan tim BusinessBuddy Int memiliki pengalaman 21 tahun dalam perbaikan kinerja perusahaan. Kami aktif memberikan pembekalan maupun konsultasi terutama di bidang transformasi dan manajemen perubahan di 4 area yakni: Business Model (termasuk Balanced Scorecard dan Strategy Map) – People Development – Process – Culture Internalization, yang mengarah ke Auto Pilot System.
Nuqul Group (Yordania) dan Banpu (Thailand) adalah contoh perusahaan internasional yang telah menggunakan jasa konsultasinya. Di dalam negeri, Daniel menjadi konsultan bagi banyak perusahaan maupun institusi pemerintah. Di antaranya Jamsostek, Bea Cukai, Sekretariat DPR, Jasa Sarana BUMD Jabara, BioFarma Bandung, Kementerian Keuangan PUSINTEK, Pertamina, LPP BUMN di Jogja dan BTN.
Perusahaan swasta nasional sering menunjuk Daniel sebagai konsultan. Sebut saja Indocement, Triputra, Bosowa (Makasar), Tunas Ridean Group, MusimMas (Medan), Capella (Medan), CPSSoft, ILP, Darya Varia, KPUC (Samarinda), Medifarma, Prafa. Indospring (Surabaya) dan Acer (Jakarta) , Infomedia dan Sentul City. Beliau juga aktif memberikan pelatihan di Chevron, Astra, Commonwealth Bank, TOTAL EP, Holcim dan banyak lainnya
Di sisi lain, Daniel Saputro juga memiliki minat yang besar terhadap dunia pendidikan. Karena itu, kini, dia aktif menjadi fasilitator MiniMBA serta pengajar mata kuliah bisnis dan pemasaran di program S2. Daniel juga menggunakan tulisan sebagai sarana untuk membagikan ilmunya. Ia menjadi kontributor untuk Tabloid KONTAN, Swa, dan Jakarta Post.
Untuk Family Business, kami membantu suksesi dan transformasi menuju perusahaan yang lebih professional. Dengan cara membentuk Leadership yang profesional dan menggunakan KPI berbasis balanced Scorecard.