Kamis dan Jumat lalu, rencananya penulis akan melaksanakan 3 workshop + 1 meeting. Di hari Kamis, seharusnya workshop dilaksananakan di vOffice (Jl Thamrin), dimulai jam 9 pagi. Namun rencana ini gagal karena sampai jam 11 pagi penulis masih terjebak macet di tol bandara. Peserta dari 30, hanya ada 1 yang muncul. Lainnya terjebak di tengah air. Meeting jam 2 siang pada hari yang sama ke Bima Palma juga terpaksa dibatalkan.
Keesokan harinya (Jumat) – karena rumah dan mobil penulis terendam air – setelah berjalan kaki 1 jam menembus banjir se-pinggang di Tubagus Angke dan berjuang mutar-mutar selama 3 jam mencari taxi dari Season City ke Bekasi, akhirnya penulis sampai juga ke Forum Komunikasi Investor Bekasi di Cikarang. Untungnya juga tidak telat…!!! Yang jelas panitia pelaksanaan yakni pak Johan Dharmawan dan pak Handono sudah sport jantung karenanya.
Sayangnya – acara berikut di malam hari yakni pendampingan 3 hari untuk pembuatan strategic planning di suatu bank BUMN terkemuka yang direncanakan di Sentul City – akhirnya terpaksa di re-schedule. Karena banyak peserta yang terjebak macet dan rumahnya kebanjiran… Padahal hotel, bus dan perlengkapan pendampingan sudah dipersiapkan. Inilah kejutan banjir hebat di Jakarta.
Apa lessons learned dari kejadian diatas? Memang perencanaan itu perlu. Selalu harus dibuatkan Action Plan dalam (minimal) seminggu. Gagal membuat perencanaan berarti merencanakan kegagalan. Namun ini belum selesai….ada masalah lain. Bagaimana melaksanakannya? Wow ada saja tantangannya. Seperti kejadian diatas, ternyata gangguan datang justru dari Environment yang merupakan bagian dari PESTEL.
Demikian juga di bisnis. Banyak perusahaan yang sudah membuat Business Plan 2013. Namun pelaksanaannya bisa saja beda. Ada saja halangannya, bisa karena unsur PESTEL, bisa karena merasa ada yang lebih penting yang harus dikerjakan. Bisa juga karena pelaksananya tidak kompeten.
Mengapa pelaksanaan strategi begitu penting? Dalam laporan Maret 2012 (riset 15 tahun), Hay Group menganalisa dan menemukan karakteristik utama yang membedakan perusahaan sukses , yang disebut sebagai World Most Admired Companies (WMAC), yakni:
1. Sukses dalam melaksanaan strategi. Memang banyakperusahaan yang melakukan perencanaan strategis, tetapi perusahaan yang tidak termasuk WMAC cenderung gagal dalam hal pelaksanaan. Para WMAC ini sebaliknya, mereka unggul karena berhasil membuat obyektif yang jelas, menyelaraskan organisasi dan karyawan dengan tujuan-tujuan bisnis jangka panjang, dan melaksanakan strategi dengan berhati-hati.
2. Membangun struktur dan proses yang mempertahankan kinerja secara jangka panjang. Perusahaan sukses mendorong inovasi ke dalam budaya perusahaan dan menempatkan pentingnya mencari dan menyebarkan gagasan-gagasan baru.
3. Meraih sukses melalui karyawan (people). Perusahaan sukses memiliki strategi human capital yang didukung level direktur dan memberikan fokus pada penciptaan kesempatan untuk kemajuan karir karyawan.
4. Menempatkan leadership dan talent pada posisi penting. Perusahaan sukses mempunyai prosedur yang teliti dalam mengevaluasi kandidat karyawan, menekankan pentingnya kesempatan pengembangan diri, dan menghubungkan benefit karyawan secara erat dengan kinerja mereka.
Nah, coba perhatikan point 1. Menurut Ram Charan: bahwa 70 persen penyebab kegagalan utama strategi adalah lemahnya pelaksanaan. Juga Stephen R. Covey mengatakan, “Merencanakan strategi dan sasaran yang hebat adalah hal penting, tetapi melaksanakan strategi dan sasaran tersebut adalah hal yang berbeda (execution gap). Pada 1999 majalah Fortune memberitakan bahwa 70 % kegagalan CEO bukan disebabkan oleh strategi yang buruk, melainkan oleh kegagalan melaksanaan strategi.
Hal ini juga tertuang dalam Strategy-Focused Organization, Kaplan dan Norton (2002) yang mempertegas angka diatas, bahwa hanya 10 persen dari strategi yang telah diformulasikan berhasil dilaksanaan. Beberapa penyebab dari kegagalan implementasi strategi, adalah: vision barier, people barier, management barier dan resource barier. Franklin Covey menemukan ada empat faktor penyebab kegagalan pelaksanaan, yakni: si pelaksana tidak tahu apa yang menjadi sasaran (goal); tidak tahu bagaimana cara mencapai sasaran tersebut; tidak mengukur/menjaga skor; dan merasa tidak bertanggung jawab terhadap kemajuan dalam pencapaian sasaran.
Lalu bagaimana solusi?
Pertama, Clarity. Pemilihan strategi dan target harus tepat dan jelas. Jadi kalau akarnya tidak kuat, otomatis pelaksanaannya bakal kacau balau. Apa strategi anda? Apalah low cost strategy? Apakah value for money strategy? Apakah premium offering strategy?
Kedua, Communication. Lakukan komunikasi secara berkelanjutan. Kita bisa mengintip apa yang telah dilakukan oleh grup Alfamart. Strategi apapun yang diterapkan perusahaan harus bisa dikomunikasikan sampai ke level bawah organisasi. Karenanya lakukan pertemuan rutin (meeting tahunan, bulanan dan mingguan). Jangan lupa tempelkan peta strategi dan progres-nya di dinding yang dapat dilihat oleh level manager keatas.
Ketiga, Alignment. Lakukan kegiatan penyelarasan antar business unit untuk mensinergikan dan membuat fokus seluruh sumber daya organisasi di berbagai macam divisi maupun departemen. Libatkan para manajer lini yang merupakan komandan di medan perang. Mereka perlu data untuk menganalisa situasi di lapangan, merencanakan taktik serta mengkomunikasikannya, membangkitkan semangat semua anggota tim.
Keempat, Special Task Force. Bentuk tim khusus yang mengawal pelaksanaan strategi ini dan menggerakkan perubahan. Tim ini boleh disebut sebagai Corporate Performance Improvement atau Corporate Strategy Execution. Jumlahnya cukup 2-4 orang (tergantung skala perusahaan) yang bertugas sebagai think tank dan PDCA-nya CEO. Ingat dalam eksekusi, ada saja tantangan manusia yang enggan berubah terutama tipe S.
Kelima, Commitment dari pelaksana. Karenanya perlu dibuatkan KPI yang jelas dan terhubung dengan bonus.
Nah, siapkan anda untuk melaju kencang di tahun ini?
Penulis :
Daniel Saputro, MM., MBA.
Senior Corporate Advisor
Daniel Saputro dan tim BusinessBuddy Int memiliki pengalaman 21 tahun dalam perbaikan kinerja perusahaan. Kami aktif memberikan pembekalan maupun konsultasi terutama di bidang transformasi dan manajemen perubahan di 4 area yakni: Business Model (termasuk Balanced Scorecard dan Strategy Map) – People Development – Process – Culture Internalization, yang mengarah ke Auto Pilot System.
Nuqul Group (Yordania) dan Banpu (Thailand) adalah contoh perusahaan internasional yang telah menggunakan jasa konsultasinya. Di dalam negeri, Daniel menjadi konsultan bagi banyak perusahaan maupun institusi pemerintah. Di antaranya Jamsostek, Bea Cukai, Sekretariat DPR, Jasa Sarana BUMD Jabara, BioFarma Bandung, Kementerian Keuangan PUSINTEK, Pertamina, LPP BUMN di Jogja dan BTN.
Perusahaan swasta nasional sering menunjuk Daniel sebagai konsultan. Sebut saja Indocement, Triputra, Bosowa (Makasar), Tunas Ridean Group, MusimMas (Medan), Capella (Medan), CPSSoft, ILP, Darya Varia, KPUC (Samarinda), Medifarma, Prafa. Indospring (Surabaya) dan Acer (Jakarta) , Infomedia dan Sentul City. Beliau juga aktif memberikan pelatihan di Chevron, Astra, Commonwealth Bank, TOTAL EP, Holcim dan banyak lainnya
Di sisi lain, Daniel Saputro juga memiliki minat yang besar terhadap dunia pendidikan. Karena itu, kini, dia aktif menjadi fasilitator MiniMBA serta pengajar mata kuliah bisnis dan pemasaran di program S2. Daniel juga menggunakan tulisan sebagai sarana untuk membagikan ilmunya. Ia menjadi kontributor untuk Tabloid KONTAN, Swa, dan Jakarta Post.
Untuk Family Business, kami membantu suksesi dan transformasi menuju perusahaan yang lebih professional. Dengan cara membentuk Leadership yang profesional dan menggunakan KPI berbasis balanced Scorecard.