Sejalan dengan keterbukaan (transparency) dalam segala aspek berusaha dan berorganisasi yang dituntut masyarakat luas komuikasi korporasi (corporate communication) harus dijalankan. Sejak lama banyak perusahaan internasional menugaskan divisi Public Relations melaksanakan fungsi komunikasi korporasi tersebut. Di Indonesia istilah Public Relations atau PR diterjemahakan sebagai Hubungan Masyarakat (Humas). Ada pula perusahaan yang lebih memilih menyebut petugas yang berhubungan dengan khalayak sebagai menjalakan tugas public affarirs. Dewasa ini banyak perusahaan nasional baik swasta maupun BUMN memilih kata yang yang lebih tepat: Divisi Komunikasi. Untuk berfungsinya divisi komunikasi maka strategi komunikasi korporasi/organisasi disiapkan oleh pimpinan yang selain menjabarkan taktik komunikasi internal dan eksternal juga hubungan dengan media (Media Relations) hingga strategi dan taktik mengkomunikasikan nama, logo, tampilan “wajah” dan profil serta filosofi “merek” atau gambar identitias perusahaan; yang semuanya ini merupkan corporate branding, yaitu usaha untuk mengemukakan citra dan reputasi baik bahkan “istimewa” dari usaha organisasi/industri perusahaan.
Strategi komunikasi secara fundamental mengikuti pengertian strategi manajemen merek yaitu:
Sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi korporasi/institusi, merek produk, erat sekali hubungannya dengan pengakuan nilai produk/jasa itu sendiri, juga nilai dan citra serta reputasi korporasi/organisasinya.
Manajemen Strategi memungkinkan korporasi/organisasi lebih produktif, inovatif mengarahkan berbagai aktivitas, termasuk mengontrol dan memelihara nama perusahaan, citra dan reputasi korporasi.
Dengan strategi jangka panjang yang jelas dan program-program taktiks yang sesuai dengan keadaan dan jamannya maka dapat dikelola indentitas dan citra (corporate identity & image) perusahaan. Citra perushaan atau corporate image merupakan pengertian/pandangan yang dilihat/disaksikan oleh konstituen perusahaan. Identitas demikian tidak hanya sebatas gambar atau logo perusahaan namun tercerminn pula dalam tingkah laku pimpinan dan seluruh jajaran karyawan petugas pelaksana, dengan demikian juga erat dengan nilai-nilai budaya perusahaan. Maka atribut identitas perusahaan juga diformulasikan dalam Visi, Misi dan Nilai perusahaan/organisasi.
CORPORATE BRANDING – USAHA MENINGKATKAN CITRA BAIK DAN REPUTASI HANDAL KORPORASI/PERUSAHAAN
Kita semua memaklumi bahwa usaha organisasi dagang, pabrik atau perusahaan harus berjalan bersama dengan “bank kepercayaan”. Al Golin (2003) menulis dalam bukunya Trust or Consequences: Build Trust Today or Loose Your Market Tomorrow: “Sebagaimana anda tidak akan melanjutkan kehidupan anda tanpa asuransi kesehatan karena secara fisik anda sehat, anda seharusnya tidak akan pergi dari tempat anda berusaha karena organisasi itu tanpa suatu bank kepercayaan, jika karena organisasi tempat anda bekerja anda mempunyai nilai-nilai yang baik.” Apa yang dimaksud dengan “bank kepercayaan”? Dari sebutan frase tersebut, suatu “bank kepercayaan” meliputi pendopositoan perbuatan-perbuatan hal-hal yang baik kedalam rekening kepercayaan dari waktu ke waktu sehingga dapat ditarik bila dibutuhkan. Organisasi hendaknya melakukan perbuatan-perbuatan baik bagi karyawannya, nasabahnya atau pelanggannya dan masyarakat sekitarnya. (Catatan: Golin belum menyebut stakeholders, mitra kepentingan, yang lebih luas). Dalam kenyataan budaya yang baru di suatu perusahaan tentulah harus dipikirkan pula kepentingan masyarakat luas, dari pembuat peraturan, pelaksana dan pengawasannya; pelaksana kebijakan negara.
Baik Corporate Branding maupun Product Branding desiminasi-nya dewasa ini harus di – broadcast melalui berbagai media yang terkini. Ini yang disebut Digital Marketing & Digital Branding. Media Planning yang jaman dahulu hanya memilih below the line & above the line, yang merupakan media konvensional sudah ketinggalan jaman.Segala yang kita fahami dari uraian diatas harus dipilihkan media yang sesuai, beberapa media tentunya; pilih yang mana? Silahkan sebut media digital dalam vizual ini.
Fasilitator :
Ludwig Suparmo
Ludwig Suparmo. Studi awal di bidang Farmasi. Bekerja di perusahaan Multi Nasional. Dikirim ke Manila, Singapore dan London untuk studi manajemen lanjutan dan on-the-job training, meliputi Advertising, Marketing, Product Management, Field Management dan berbagai spesialisasi Public Relations. Sekarang menjadi dosen dalam mata kuliah: Integrated Marketing Communication, Branding Strategy, Corporate Culture, Corporate Social Responsibility, Effective Communication dan Issue & Crisis Management. Menjadi Lead Trainer di Value Consult sejak lima (5) tahun lalu dan telah banyak membantu perusahaan-perusahaan ternama, juga Kementerian/Badan Pemerintahan. Terus mengikuti perkembangan dunia manajemen/ilmu komunikasi dan marketing yang menggunakan Digital On-line System.
Beberapa topik training yang di bawakan oleh Pak Ludwig Suparmo sbb ;
- Crisis Communication Management And Media Interview Simulation
- CSR Strategi Menuju GCG
- Public Trust : Strategi Komunikasi Menangkan Pasar
- Reputation Management
- Business English
- Integrated Marketing Communication
- Customer Relationship Manangement
- Strategic Public Relations
- Komunikasi Internal Strategi Menuju Reputasi