Corporate Communication Training

Stakeholder Relationship Management

Stakeholder Relationship Management – Para pemangku kepentingan (stakeholders) merupakan bagian dari sebuah perusahaan meskipun tidak semua dari mereka berada dalam lingkup manajemen. Menjaga hubungan baik dengan stakeholders bisa memberikan manfaat minimal mengurangi potensi ancaman terjadi krisis. Dengan menjalin hubungan positif, perusahaan bisa bertumbuh dengan stabil dan kontiniu. OUTLINE Understanding Stakeholder Identification and Segmentation Building and Maintaining Trust with Stakeholders Effective Communication Strategies for Diverse Stakeholders Managing Stakeholder Expectations and Conflicts Measuring and Analyzing Stakeholder Engagement TARGET PESERTA CEO Public Relations Manager Marketing Manager Public Affair Manager Investor Relations Manager Community Relations Manager FACILITATOR

Marketing Public Relations

Tugas seorang pemasar (marketer) adalah bagaimana membuat brand/merek bisa dikenal luas oleh target pasar dan calon pembelinya dengan menggunakan marketing funnel. Dan Public Relations memperkuat reputasi dan citra yang sudah dibangung oleh tim pemasaran sehingga customer journey menjadi lebih cepat dan mudah terkonversi menjadi penjualan. OUTLINE Introduction to Marketing Public Relations (MPR) The Role of MPR in Brand Building Strategies for Effective Media Relations Crafting Compelling Brand Stories Integrating MPR with Digital Marketing Crisis Management and MPR TARGET PESERTA CEO Public Relations Manager Marketing Manager Content Writer Copy writer FACILITATOR

Spokesperson Training

Spokesperson Training – Seorang juru bicara (spokesperson) perusahaan bukan hanya berperan sebagai perpanjangan tangan manajemen dalam menyampaikan pesan komunikasi. Lebih dari itu, seorang juru bicara juga memainkan peran dalam menjaga citra dan reputasi perusahaan di hadapan para pemangku kepentingan (stakeholder), baik media, pemerintah, komunitas, dan masyarakat umum. OUTLINE Media Landscape Key Message Talking Points Preparation Body Language Practice & Review TARGET PESERTA CEO Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary PR Team FACILITATOR

Public Relations Crisis Mitigation

Public Relations Crisis Mitigation – Jarang ada perusahaan/organisasi bisnis yang tidak pernah mengalami krisis, baik skala kecil maupun besar, baik yang disebabkan faktor eksternal maupun internal. Ketika terjadi krisis, perlu panduan agar manajemen perusahaan tidak salah langkah, karena kesalahan dalam merespon bisa berakibat krisis melebar dan bahkan menjadi panjang. OUTLINE Issue Mapping Media Monitoring Analysis KOL Engagement Content Development & Distribution Mitigation Press Release News Feeding Media Gathering Exclusive Interview TARGET PESERTA CEO Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary PR Team FACILITATOR

Online Training : Desain Media Publikasi Perusahaan

Desain Media Publikasi Perusahaan salah satu tujuannya adalah Peserta mengetahui dan memahami serta mampu mempraktekan penerapan prinsip-prinsip desain, elemen desain, struktur desain, gagasan desain yang akan meningkatkan kualitas media publikasi perusahaan menjadi lebih baik dan menarik secara mudah dan terstruktur. Deskripsi Media publikasi bagi perusahaan berfungsi untuk menyampaikan pesan, gagasan, ide, dan kepentingan stake holder perusahaan. Media tersebut merepresentasikan citra perusahaan, oleh karena itu harus didesain dengan baik. Ada persepsi bahwa desain media publikasi ditentukan oleh keterampilan menggunakan software desain, padahal tidak seperti itu. Untuk membuat media publikasi yang baik, harus dimulai dari pemahaman prinsip-prinsip desain kemudia diterapkan dalam bentuk media. Pelatihan Desain Media Publikasi untuk Perusahaan memberikan pemahaman prinsip-prinsip desain dalam membuat media publikasi. Peserta diarahkan untuk menguasai elemen-elemen desain, struktur desain, dan gagasan desain dalam merancang sebuah media publikasi. Sasaran Pelatihan Peserta mengetahui dan memahami serta mampu mempraktekan penerapan prinsip-prinsip desain, elemen desain, struktur desain, gagasan desain yang akan meningkatkan kualitas media publikasi perusahaan menjadi lebih baik dan menarik secara mudah dan terstruktur. Outline Materi Apakah desain itu? Perkembangan desain dari masa ke masa. Mengenal formula DESIGN secara mudah dan komprehensif. Design & Design Principles Elements Structures Ideas Good & Gain Novelties. Sejarah media publikasi Bagaimana penerapan desain pada media publikasi perusahaan? Penerapan praktis dari formula DESIGN pada desain media publikasi perusahaan. PSAK yang relevan PSAK 2 (Revisi 2009) Laporan Arus Kas PSAK 23 (Revisi 2009) Pendapatan PSAK 50 (Revisi 2010) Instrumen Keuangan :Penyajian PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan :Pengakuan Dan Pengukuran PSAK 60 Instrumen Keuangan : Pengungkapan PSAK 7 (Revisi 2010) Pengungkapan Pihak-pihak berelasi PSAK 14 (Revisi 2008) Persediaan PSAK 58 (Revisi 2009) Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki untuk Dijuan dan Opersi yang Dihentikan PSAK 12 (Revisi 2009) Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi Pada Entitas Asosiasi PSAK 13 (Revisi 2010) Properti Investasi PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap PSAK 48 (Revisi 2010) Penuurunan Nilai Aset ISAK 25 Hak Atas Tanah PSAK 19 (Revisi 2009)Aset Tak Berwujud PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Penghasilan PSAK 24 (Revisi 2010) Imbalan Kerja PSAK 26 (Revisi 2011) Biaya Pinjaman PSAK 30 (Revisi 2011) Sewa PSAK 38 (Revisi 2012) Akuntansi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali PSAK 10 (Revisi 2010) Pengaruh Perubahan KursValuta Asing PSAK 1 (Revisi 2009) Pengajian Laporan Keuangan PSAK 4 (Revisi 2009) Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 22 (Revisi 2010) Kombinasi Bisnis PSAK 8 (Revisi 2009) Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 5 (Revisi 2009) SEgme Operasi Metode Pelatihan Pelatihan ini menekankan pemaparan materi, analisa, diskusi, latihan dan presentasi desain.

Online Training : Grievance Mechanisme

Deskripsi Konflik sosial kerap kali terjadi antara perusahaan dan masyarakat sekitar, bahkan sering kali menimbulkan gangguan pada operasional perusahaan atau bisa menimbulkan kerusakan. Berbagai faktor menjadi akar masalah terjadinya konflik sosial, yang salah satunya tidak tersalurkannya aspirasi dan permasalahan yang ada di masyarakat hingga bereksalasi menjadi konflik social. Grievance Mechanisme adalah metode efektif untuk menampuh keluhan dan masukan dari masyarakat. Hal ini menjadi penting adalah bagaimana membuat mekanisme tersebut bisa berfungsi dan diterima oleh masyarakat dengan baik. Sasaran Pelatihan Setelah mengikuti Training Grievance Mechanisme ini, peserta diharapkan memiliki pengetahuan untuk: Mampu menganalisa kerentanan, potensi dan sumber konflik antara  masyarakat-perusahaan Mampu mengidetifikasikan dan menyusun model komunikasi sosial yang tepat antara masyarakat dan perusahaan Mampu membuat model – model Grievance Mechanisme yang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat Membuat frame analisis grievance dan membangun strategi untuk respon pada masyarakat Outline Materi Materi Training Grievance Mechanisme yang akan dibahas adalah : Analisis Resiko Sosial (Social risk) Paradigma perubahan mendasar sistem keamanan perusahaan pasca reformasi Pengenalan sistem sosial dan pendekatan ke  masyarakat Mengidentifikasikan  kerentanan – kerentanan di masyarakat Pemetaan potensi konflik pada tiap tahapan operasional perusahaan Pengenalan konsep – konsep Grievance Mechanisme Membangun model Grievance Mechanisme Teknik PRA (Participatory Rural Appraisal) membangun grievance mechanisme Teknik RRA (Rural Rapid Appraisal) membangun grievance mechanisme Model – model  grievance non konvensional Monitoring  Grievance Mechanisme Management data dan teknis analisis data Penyusunan pelaporan dan koordinasi lintas sektor Membuat perencanaan respon hasil Grievance Mechanisme Best practice : Issues monitoring – SMART monitoring tools Praktek/Bedah Kasus  Grievance Mechanisme Praktek membuat dan melakukan bedah kasus dari Grievance Mechanisme  yang akan atau sudah dilakukan oleh peserta pelatihan Membagi best practices antar peserta Rangkuman dan penyimpulan Durasi Pelatihan dilaksanakan selama dua hari efektif , dimana satu hari untuk pendekatan teori dan study kasus, hari kedua adalah untuk praktek secara langsung.

Online Training : How to Internalize Good Corporate Governance (GCG)

Mana yang lebih penting, GCG atau Corporate Culture? Perdebatan mengenai GCG dan Corporate Culture merupakan sesuatu yang menarik. Seiring dengan krisis yang terjadi saat ini, GCG dipandang sebagai obat manjur bagi Perusahaan/organisasi untuk bertahan. Namun demikian, implementasi GCG yang didengung-dengungkan seolah lenyap apabila GCG tidak dilaksanakan. GCG seolah menjadi jargon berbahaya yang dihindari oleh individu maupun grup dalam Perusahaan. Ini semua akarnya adalah karena lemahnya implementasi GCG yang tidak menjadi Corporate Culture. Implementasi GCG yang telah terlaksana dengan baik akan menjadi Corporate Culture perusahaan/organisasi. Keduanya merupakan konsep yang seiring sejalan dan saling menopang. Dengan implementasi GCG yang telah menjadi Corporate Culture, diharapkan prinsip-prinsip GCG yakni Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Fairness (TARIF) melebur menjadi Corporate Culture baru. Hal ini akan memudahkan perusahaan dalam melestarikan nilai-nilai GCG. Peserta Dewan Komisaris, Direksi, Corporate Secretary, Komite Audit, Komite GCG, bagian Legal dan Compliance, Internal Audit & pihak-pihak yang ingin mengimplementasikan GCG. Outline Materi GCG Comprehensive Framework GCG Infrastructure & Softstructure GCG Strategy Map What is Corporate Culture GCG and Corporate Culture Implementation Framework Case Study. Drs. Ludwig Suparmo, M.Si Ludwig Suparmo. Pelaku manajemen praktis, bekerja 56 tahun di berbagai industri Multi National Companies dan perusahaan nasional terkenal. Sambil bekerja menyelesaikan pendidikan Sarjana FISIP jurusan Adminstrasi Niaga, menyelesaikan Magister Ilmu Komunikasi dengan cum laud ketika berumur 60 tahun. Di undang oleh berbagai perusahaan/instansi pemerintah membagi ilmu dan pengalaman antara lain: Bank Indonesia Jawa Tengah, BPK Jawa Tengah, PELNI, dan beberapa instansi lain. Menjadi Lead Trainer di Value Consult Training & People Development, memberikan pelatihan yang diikuti oleh jajaran pimpinan dan senior maupun junior managers perusahaan BUMN dan Swata. Tiga kali dalam 4 tahun memberikan pelatihan dan simulasi komunikasi dalam Manjemen Krisis untuk perusahaan Fortune 500 yang memiliki 3 pabrik di DKI dan Jawa Barat. Memberikan presentasi sebagai dosen tamu beberapa kali di FISIP Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Univ. BINUS  dan London School of Public Relations. Mantan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi InterStudi, Jakarta. Menulis beberapa penelitian kualitatif untuk berbagai Jurnal, termasuk Jurnal LIPI dan On-line Journal Pax Humana (UKSW). Buku Akademik dan Popular Science yang diterbitkan: Aspek  Ilmu Komunikasi dalam Public Relations (2011), Manajemen Krisis (2011), Manajemen Krisis, Isu, dan Risiko (2018), Manajemen Agar Tidak Stres (2018). Dalam proses editing buku Bunga Rampai Pengembangan Karakter – Acuan bagi Program Pemerintah Meningkatkan Kualitas SDM Bangsa (segera terbit di tahun 2019). Spesialisasi memberi pelatihan/seminar/workshop dalam Pengetahuan Praktis Ilmiah:  CSR/Community Development, Corporate Branding, Integrated Marketing Communication,  Crisis, Issues and Risks Management, Panic & Stress Management, Conflict Management, Compliance Management, Millenneal Generation Management,  dan facilitator: Business English.

Online Training : Designing Effective Internal Communications

Di era kompetitif sekarang ini, strategi untuk menciptakan “value & power communications” menjadi aspek penting dalam pencapaian strategi bisnis perusahaan. Diantaranya dengan mengoptimalkan Internal Communications program. Seberapa efektif kah internal communications perusahaan kita ? Harus diakui, efektivitas arus informasi di kalangan karyawan (internal) merupakan titik kritis dalam mencapai sukses perusahaan. Melalui program Internal Communications yang efektif, kinerja Perusahaan PASTI tumbuh signifikan pula. Dari pemikiran itulah, investasi untuk memberdayakan Internal Communications sangat penting bagi pencapaian tujuan bisnis. Di dalam workshop ini partisipan akan diberikan trik dan strategi untuk mendisain dan melaksanakan suatu program internal communication  yang efektif, disamping berbagi pengalaman praktis untuk mengubah taktik kita  dalam berkomunikasi dengan para karyawan. Jadwal Pelatihan 08:30    Registrasi Peserta 09:00    Strategic Value of Internal Communications for Our Company (New Trend) 10:30    Coffee Break 10:45    Tools & Techniques Program untuk Internal Communications yang EFEKTIF 12:10    Lunch 13:10    Leadership & Ownership Internal Communications – Internal Branding 15:00    Coffee Break 15:15    CHANGING Workspace for Our Company – Practise Plan & Presentation 16:30    Evaluating of Internal Communications 17:00    Closing Facilitator Drs. Syarifudin Yunus Adalah praktisi dan akademisi bidang Corporate Communications/Public Relations (Kehumasan) dengan pengalaman lebih dari 14 tahun. Beliau aktif sebagai praktisi PR di salah satu perusahaan multinasional terkemuka di Jakarta, disamping aktif sebagai pengajar kehumasan/jurnalistik di Perguruan Tinggi dan konsultan bisnis di Jakarta. Penulis 8 buku dan penulis lepas di beberapa media massa Jakarta, termasuk Bisnis Indonesia. Beliau pernah menjadi wartawan Majalah Forum Keadilan, Mobil Indonesia dan ProGolf serta menjadi Pengajar Program Keterampilan Komunikasi Sekretariat Negara RI. Program Keterampilan Komunikasi adalah spesialisasinya, yang mencakup keterampilan Menulis, Berbicara, Kesekretarisan, Korespondensi, Editing dan lainnya. Beliau juga tercatat sebagai redaktur pelaksana beberapa media inhouse hingga saat ini dan menyelesaikan program Magister di Pasca Sarjana UKI Jakarta.

Online Training : Community Based Security Management pada ekstratif industri

Community Based Security Management pada Ekstratif Industri Community Based Security Management training bertujuan untuk membentuk hubungan yang selaras antara perusahan dan masyarakat dengan mengurangi dan menangani potensi konflik/gangguan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan melalui pendekatan yang terpadu  dan berkelanjutan. Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta akan dapat: Memahami komponen – komponen pembentukan community based security management Memetakan social risk yang berhubungan dengan tahapan – tahapan  operasional perusahaan Bekerjasama dengan stakeholder yang berperngaruh pada penanganan konflik/gangguan di masyarakat menyusun  rencana mitigasi konflik terpadu Outline Materi Komponen : 1. Social risk analysis Fenomena mendasar pergeseran tugas dan peran security Pengenalan sistem social dan pendekatan ke  masyarakat Mengidentifikasikan  kerentanan – kerentanan di masyarakat Study paper : Prespektif konflik perusahaan – masyarakat pada ekstratif industri Studi kasus 1 : kerentanan dan konflik perusahaan – masyarakat di wilayah lepas pantai Teori konflik sosial Pemetaan potensi konflik pada tiap tahapan operasional perusahaan Komponen : 2 . Prinsip – prinsip dan pendekatan community based security management Tujuan, prinsip dan prosedur Kajian community based security management dan UU Object Vital Nasional Best practices  1 : Pengelolaan konflik  dengan nelayan pada operasional offshore Best practices  2 : Pendekatan sosial dalam konflik  lahan pada ekstraktif industry Komponen : 3 . Mekanisme dan struktur community based security management Model – model community based security management Best practice 3: Community based surveillance Melakukan pemetaan  dan analysis stakeholder Best practice 4: Issues monitoring – SMART monitoring tools Best practice 5: Radio Komunitas Best practice 6: Negosiasi persuasif Komponen : 4 . Koordinasi dan perencanaan mitigasi konflik Tools perhitungan finansial mitigasi konflik (model IFC) Penyusunan Grievance Mechanism Perencanaan Mitigasi konflik Bedah kasus : Potensi gangguan keamanan saat diberlakukan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 Durasi Pelatihan Pelatihan dilaksanakan selama dua hari efektif.

Briefing Document Preparation

Dalam menyelenggarakan konferensi pers, dibutuhkan pra-kegiatan, briefing narasumber dan juga persiapan dalam mengantisipasi pertanyaan wartawan. Oleh karena itu, dibutuhkan Briefing Document yang bisa menjadi panduan para juru bicara perusahaan saat menghadapi jurnalis dan dari berbagai media. OUTLINE Key Messages Talking Points Rundown Potential Q&A Annex Government’s Insight Local Business Landscape Do & Don’ts with Journalists TARGET PESERTA Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary Content Writer Copywriter PR Team FACILITATOR

Personal Branding & Media Relations

Membangun personal branding dengan memanfaatkan media konvensional agar seseorang bisa dikenal luas sebagai pakar/ahli di industri tertentu. Dijelaskan secara bertahap dan dilengkapi dengan latihan-latihan praktis. OUTLINE Define Goal To be known as an expert To be known as a thought leader in the industry Start Phase Issue mapping Form and Opinion Finding the Right KOL KOL’s Opinion Content Development Writing Article Media Mapping Editor Pitching Industry Expert Content Distribution TARGET PESERTA Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary Content Writer Copywriter Industry Leader Business Leader FACILITATOR

Public Relations Content Writing

Public Relations Content Writing – Membuat artikel opini atau advertorial yang tidak saja mendorong pembaca untuk melakukan pemesanan produk, namun juga memberikan mereka wawasan luas tentang manfaat produk tersebut dan dampak buruk apabila mereka tidak menggunakannya. OUTLINE Problem Identification Research & Insight Technical Writing Headline Dangers of Problems Proven Pharases Drafting TARGET PESERTA Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary Content Writer Copywriter PR Team FACILITATOR

Public Relations Report

Menyusun laporan kegiatan Public Relations yang memberikan wawasan tambahan bagi para stakeholders dan top manajemen dalam membuat rencana dan strategi berikutnya. Penyusunan laporan berbasis data, analisis dan rekomendasi. OUTLINE Define Key Summary Media Key Metrics Clipping Summary Share of Voice SWOT Description Analysis & Insight Recommendation TARGET PESERTA Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary PR Team FACILITATOR

Press Release Writing

Membuat press release yang sarat dengan bobot berita yang disukai editor dengan menggunakan metodologi yang telah terbukti bisa diaplikasikan baik di Indonesia maupun di media-media Asia Tenggara. OUTLINE Market / Industry Problem Identification Government Plan / Initiative to Solve the Problem Company / Brand’s News (launching product, report, partnership etc) Statement Development: How relevant to government initiative Impact to the market / industry (be quantified would be great) KOL Engagement How to find the right KOL How to reach the KOL TARGET PESERTA Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary PR Team FACILITATOR

Compliance & Risk Management

DISKRIPSI Compliance Management atau Manajemen Kepatuhan terbentuk sebagai kelanjutan pemahamam Good Corporate Governance atau Tata Kelolola yang Baik, dimana Perusahaan/Instansi sedari mula beroperasi berdasarkan Visi Misi (kemudian Nilai dan Etika – Code of Conduct merupakan filosofi utama) menjadi fondasi penting. Pelatihan membahas topik tersebut kemudian lebih mendalami Compliance Management.  Good Corporate Governance atau Tata kelola Perusahaan yang Baik merupakan “Conditio sine Quanon” bagi perusahaan/organisasi bisnis maupun instansi pemerintahan, baik dibidang finasial/perbankan/asuransi maupun industri modern mengahdapi globalisasi dan tuntutan masyarakat serta peraturan pemerintah. Good Corporate Governance (GCG) memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi profesional, baik di sektor pemerintahan maupun di industri swasta. Mengerti dan memanfaatkan GCG dapat: 1.    Meningkatakan kinerja perusahaan melalui proses pengambilan keputusan yang lebih baik. 2.    Meningkatkan efisiensi operasionil perusahaan sekaligus memberikan perhatian dan pelayanan kepada stakeholders. Meningkatkan kepercayaan shareholders. 3.    Meningkatkan corporate image, dan lebih penting corporate value 4.    Organisasi/Perusahaan dapat bekerja lebih baik karena berdasarkan best practices 5.    Tercapainya employee satisfaction dan stakeholders satisfaction GCG dibentuk dan dijalankan untuk tercapainya kinerja diatas, dan mencegah atau paling tidak memimilasi dan mengkoreksi kesalahan tindakan dalam proses menjalankan suatu perusahaan secara profesional. Ketidak-patuhan karyawan baik terhadap peraturan perusahaan maupun pasal-pasal hukum yang berlaku bisa berakibat fatal bagi perusahaan. Tidak hanya perusahaan dapat mengalami kerugian besar secara finansial, hingga citra dan reputasi perusahaan bisa cedera. Hal inilah yang terjadi pada beberapa perusahaan seperti Siemens, Halliburton, Alcatel Lucent, dan lain-lain. Oleh karena itu, Good Corporate Governance sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan mencapai tujuan bisnis dan melindungi para pemegang saham dengan mematuhi semua peraturan yang berlaku. Kepatuhan berarti sesuai dengan persyaratan yang diberlakukan, pada tingkat organisasi, hal ini dapat dicapai melalui proses manajemen yang mengidentifikasi persyaratan yang berlaku (misalnya undang-undang, peraturan, kontrak, strategi dan kebijakan), menilai keadaan kepatuhan, menilai risiko dan potensi biaya akibat ketidak patuhan sehingga memprioritaskan tindakan tindakan korektif yang dianggap perlu. Tax Compliance merupakan statutory compliance, yang merupakan kenistaan pemenuhan legal, yang diwajibkan dalam pelaporan penyelesaian pajak. Dengan pemahaman ketentuan sesuai undang-undang yang berlaku merupakan strategi perusahaan/industri yang sangat penting agar siap dan tidak pernah terlambat dalam pemenuhan kewajiban menyelesaikan segala sesuatu yang berhubung sebagai wajib pajak. Dengan perencanaan kedepan yang siap maka instansi/industri lebih dapat melangsungkan usaha bisnis dengan aman dan tenang; bahkan dapat menekan biaya yang tidak perlu dikeluarkan. Pemenuhan kepatuhan wajib pajak merupakan unsur semakin penting dalam kesadaran berbisnis mengikuti regulasi dan lebih menjamin ketenangan kelanjutan berusaha untuk mendapatkan profit. Compliance Management Training/Workshop ini akan memberikan pengertian dan acuan yang terbukti efektif dalam meminimalkan risiko dan mencapai Good Corporate Governance yang berkelanjutan hingga pemahaman pentingnya Whistle Blower Management. Tujuan Compliance Management Training/Workshop Dari Visi, Misi dan Value ke Corporate Culture Pembinaan Corporate Culture  ke Good Corporate Governance Studi Kasus perusahaan yang melaksanakan GCG dengan berhasil sangat baik Best Practice Code of Conduct sebagai pelaksanaan GCG Memahami tujuan dan fungsi Compliance dalam Good Corporate Governance Memahami tujuan dan dampak manajemen risiko. Menjabarkan tahap-tahap dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko perusahaan Memahami gunanya alat monitor (monitoring tools) untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan kepatuhan Menjadikan Good Corporate Governance yang berkelanjutan di perusahaan. Internalisasi Compliance Rules and Regulations Pemahaman komprehensif Tax Compliance Internal Audit dan memahami Self-Assessment & Compliance Monitoring Tools Peran Whistle-blower dan masalah Harassment dalam Kepatuhan agar tidak melanggar Kekerasan dalam Lingkup Krja Contoh-contoh kasus dan dampak pelanggaran Compliance Peran Manajemen Bisnis dalam Manajemen Risiko Acuan efektif untuk mengoptimalkan Compliance METODOLOGI PELATIHAN Presentasi power point dan video pemahaman dalam  GCG/Risk Management/Code of Conduct dan Compliance Management  berstandar Internasional dan penerapannya dalam praktek bisnis/pengelolaan instansi dalam implimentasi di berbagai sektor industri. Trainer dan Co-Trainer/Nara Sumber adalah pelaku dan praktisi manajemen bisnis, juga akademisi Ilmu Budaya, Mananjemen Perusahaan dan Ahli Ilmu Komunikasi yang berpengalaman dalam pelatihan secara interaktif. Nara sumber dalam bidang regulasi dan Praktisi Hukum  dan Auditing/Perpajakan akan diundang. Peserta diajag berdiskusi dan memperdalam pengertian Compliance Management, memahami proses kerja dengan berkelompok memutuskan tindakan terbaik. Mempelajari studi kasus, menarik manfaat yang terbaik dan mengetahui apa yang tidak harus terjadi. Pada akhir pelatihan diharapkan peserta siap memperkaya materi dalam penyelesaian masalah   dan memimpin serta melaksanakan Compliance Management yang efektif bagi organisasi atau perusahaan/instansi. Metode Training/Workshop interaktif melibatkan sharing program dan presentasi dari berbagai peserta dari instansi/industri berbeda agar memperkaya pengetahuan dan saling mengisi. Peserta diajag berdialog/berdiskusi dan memecahkan masalah – problem solving – serta saling menularkan ilmu dan pengetahuan praktis. Arahan utama pelatihan adalah: result oriented. YANG PERLU MENGIKUTI Direksi, Pucuk Pimpinan, Company Secretary Manajemen Level 1 dan 2 Kepaladn Staf Kepatuhan Staf Divisi Legal Internal Auditor Manajer dan Staf Public Relations/Humas Kepala dan staf Human Capital  (HRD) Manajemen Pelaksana dan Supervisors Level

Webinar Online Value Consult : Komunikasi Efektif Batch I

Ketrampilan komunikasi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi para profesional untuk bisa mencapai sukses dalam karir dan hidupnya.  Webinar Komunikasi ini diharapkan dapat memberikan perspektif lengkap mengenai berbagai ketrampilan komunikasi yang diperlukan dan pada saat bersamaan me-refresh pemahaman peserta terkait topik tersebut.  Dengan 8 topik berbeda yang diberikan oleh tim trainer senior Value Consult, diharapkan bisa me-refresh pemahaman peserta mengenai komunikasi walaupun bukan bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan spesifik komunikasi tertentu. Berlangsung 22 Januari sd 12 Maret 2022. Setiap Sabtu jam 09:00 sd 11:00. Materi: Pengantar – Pembicara : G. Suardhika, MBA. Link CV Membangun Kepercayaan Diri dalam Komunikasi – Pembicara : Divdeni Syafri Link CV Ketrampilan Komunikasi 1: Empatic Listening & Body Language – Pembicara : Agus Gunawan Link CV Ketrampilan Komunikasi 2: Asertivitas – Pembicara : G. Suardhika, MBA. Link CV Ketrampilan Komunikasi 3: Negosiasi – Pembicara : Drs. Elyus Lanin, M. Si. Link CV Komunikasi untuk Pemimpin: Instruksi, Coaching dan Umpan Balik – Pembicara : G. Suardhika, MBA. Link CV Bentuk Komunikasi Tertulis: Korespondensi dan Pembuatan Laporan – Pembicara : Ujang Rusdianto, S.I.Kom, M.IKom Link CV Bentuk Komunikasi Khusus: Ketrampilan Presentasi – Pembicara : Agus Gunawan Link CV Harga Webinar: Rp 1 juta per orang. Rp 2,7 juta untuk 3 orang dari satu organisasi. Berlaku kelipatannya. Rp 500.000. untuk Mahasiswa. Free 1 sesi untuk peserta seat in Special Price : 10% discount untuk peserta perorangan ataupun kelompok, cukup dengan bergabung di WAG kami dan follow salah satu sosmed kami: linkedin /ig/fb Free 1 sesi seat in, cukup dengan bergabung di WAG kami dan follow salah satu sosmed kami: linkedin /ig/fb Peserta akan mendapatkan: Materi Pelatihan Akses untuk rekaman sampai dengan seminggu setelah pelatihan E Sertifikat Link Pendaftaran : klik REG dan 021- 79198730 untuk informasi lebih lanjut.

Online Training : Corporate Culture and Business Ethics

Pada saat ini topik tentang pengembangan budaya etika menjadi pembicaraan di kalangan para pemimpin perusahaan kelas dunia baik di Amerika maupun Eropa. Tujuan pengembangan budaya etika adalah meningkatkan kualitas kecerdasan emosional, spiritual dan budaya yang diperlukan oleh setiap pemimpin bisnis sehingga dapat memperlancar proses pengelolaan bisnis yang digeluti. Oleh karena itu mereka meyakini bahwa hanya budaya etikalah yang dapat menyelamatkan bisnis mereka di masa depan. Hal ini muncul dari hikmah atas peristiwa krisis ekonomi dan keuangan dunia yang berawal di Amerika dimana penyebab utama dari peristiwa tersebut adalah tidak berjalannya etika bisnis dengan dukungan manajemen risiko yang kuat. Para ahli manajemen beranggapan bahwa krisis terjadi akibat beberapa perusahaan tidak menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan baik dan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar dari peristiwa krisis itulah maka pada saat ini para pemain bisnis global semakin menyadari pentingnya mengembangkan budaya etika berbasis prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai perusahaan. Dengan dikembangkannya dan dimanfaatkannya budaya etika oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia terkemuka di Amerika dan Eropa oleh para pimpinan perusahaan, maka pada saat ini di belahan dunia lain banyak perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan budaya etika yang dianggap sebagai penyelamat bisnis mereka di masa depan. Gejala ini sangat menarik, mengingat penerapan GCG dan nilai-nilai perusahaan dalam dunia bisnis masih merupakan merupakan hal yang baru, termasuk di Indonesia. Di Indonesia sendiri tampaknya belum terdengar adanya upaya pengembangan budaya etika. Namun seperti biasanya apabila di luar negeri upaya tersebut semakin santer terdengar baru orang-orang Indonesia memikirkan untuk mengembangkannya. Penulis memperkirakan sekitar lima sampai septuluh tahun lagi budaya etika baru akan menjadi suatu isu atau trend dalam bidang manajemen di Indonesia. Mengapa? Karena di masa depan akan banyak perusahaan di Indonesia yang berniat menjadi perusahaan kelas dunia. Tujuan Pelatihan Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengembangkan budaya perusahaan kepada peserta pelatihan Memberikan rekomendasi dalam pembuatan kebijakan pengembangan budaya perusahaan dan pemecahan masalah yang terkait dengan upaya cara pengembangan budaya perusahaan Metode Pelatihan Ceramah Diskusi Games Tugas Individual dan Kelompok Peserta Untuk dapat membangun budaya etika yang adaptif selayaknya yang mengikuti pelatihan ini adalah semua pimpinan dalam organisasi serta para konsultan dan akademisi yang berperan dalam pemecahan masalah organisasi dan perusahaan.

Online Training : Integrated Corporate Communication

DESKRIPSI PROGRAM Komunikasi yang berjalan terpisah di masing-masing departemen, berarti proses komunikasi perusahaan tersebut tidak terintegrasi. Padahal jika proses komunikasi tersebut berjalan terintegrasi, akan ada banyak benefit yang bisa diperoleh suatu organisasi/perusahaan. Praktek Komunikasi Perusahaan Terintegrasi tidak hanya bertujuan untuk memajukan rencana pemasaran – seperti yang telah banyak dilakukan melalui IMC (Integated Marketing Communication). Lebih dari itu komunikasi perusahaan yang terintegrasi juga bertujuan untuk memajukan rencana operasional perusahaan secara keseluruhan dan menyelaraskan antara merek (brand) dengan reputasi. Dengan demikian, perusahaan dengan segenap potensi yang dimiliki harus mulai memikirkannya untuk keberlanjutan bisnis perusahaan. SASARAN DAN TUJUAN Memberikan mindset dan pemahaman tentang Integrated Corporate Communication. Peserta mampu merancang dan mengembangkan strategi komunikasi perusahaan terpadu. OUTLINE Konseptual Corporate Communication Ruang Lingkup Corporate Communication dan Job Description Pemahaman dan Pemetaan Stakeholder (pemangku kepentingan) Identifikasi Isu Organisasi (Internal / Eksternal) Menilai Intensitas Isu dan Penetapan Isu Prioritas Perencanaan dalam Mengintegrasikan Komunikasi Perusahaan Pendekatan dan Corporate Communication Strategy Proses dan Pengembangan Komunikasi Perusahaan Leadership & Communications Skill METODE Praktik Presentasi dan Diskusi PESERTA YANG DISARANKAN Corporate Communication Corporate Secretary Public Relations/Humas External/Internal Relations FACILITATOR

Public Relations Strategy And Planning

Membuat rencana strategi Public Relations dimulai dari penyusunan konsep analisis masalah hingga implementasi dengan hasil akhir yang memungkinkan peserta untuk mengembangkan strategi komunikasi yang sejalan dengan tujuan perusahaan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, berdasarkan audit analisis SWOT yang komprehensif. Outline Materi: Analisis SWOT: Memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada untuk merumuskan strategi yang efektif. Key Message Development: Menyusun pesan inti yang akan disampaikan kepada publik, yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Competitors Landscape: Memetakan posisi kompetitor untuk memahami keunggulan kompetitif dan tantangan di pasar. Share of Voice (SoV): Mengukur dan mengevaluasi proporsi eksposur media yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan kompetitor. Laswell Modell for Campaign: Menggunakan model komunikasi Laswell sebagai panduan dalam merancang kampanye yang efektif. 90 Days Plan: Membuat rencana aksi yang terperinci untuk implementasi strategi dalam kurun waktu 90 hari pertama. Evaluation and Performance Measurement: Metode untuk mengevaluasi efektivitas strategi Public Relations yang telah dijalankan, termasuk Return on Investment (ROI). Crisis Management: Teknik untuk menghadapi dan mengelola krisis yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan. Media and Public Relations: Strategi untuk membangun dan memelihara hubungan baik dengan media dan publik untuk mendukung pencapaian tujuan PR. Target Peserta: Public Relations Manager Marketing Manager Corporate Secretary Tim Public Relations Manajer Komunikasi Analis Media

Online Training : Good Corporate Governance (GCG) Implementation

(Tata Kelola Perusahaan Yang Baik) PENDAHULUAN Indonesia terlambat dalam memahami dan implimentasi Good Corporate Governance (GCG). Konsep GCG diperkenalkan oleh International Monetary Fund (IMF) dalam rangka pemulihan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1998. Pada tahun 2001 Komite Nasional Indonesia untuk Kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, mengeluarkan panduan dan arahan bagi perusahaan bisnis Indonesia yang antara lain berkaitan dengan: Pemegang Saham; Fungsi Dewan Komisaris; Fungsi Direksi; Sistem Audit; Sekretaris Perusahaan; Stakeholders;  Prinsip Transparansi; Prinsip Kerahasiaan; Etika Bisnis; Perlindungan Lingkungan Hidup. Dengan usaha dan kemauan mantap, Indonesia berusaha mempraktekan konsep GCG dan dapat dikatakan sebagian besar telah berhasil melalui Gerakan Moral Bersih, Transparansi dan Profesionalism yang merupakan perwujudtan dari Revolusi Mental, sehingga banyak perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan nasional besar dan lembaga/organisasi lainnya telah berhasil dalam implementasi GCG. POKOK BAHASAN Implementasi konsep GCG menyagkut pengembangan 2 (dua) aspek: hardware dan software.  Aspek pertama merupakan teknis pembentukan atau perubahan struktur sistem organisasi; sedang aspek kedua mencakup perubahan paradigma: visi, misi, nilai-nilai etika; dan sikap (attitudes and behavioral conducts). Di dunia bisnis lebih mudah dan memang merasa perlu untuk mengikuti dan memperbaharui penyusunan system dan prosedur serta pembentukan sistem organisasi menurut kebutuhan perkembangan dunia usaha. Untuk perubahan software skills & behavioral conducts,peran penting adalah di pucuk pimpinan dan leadership. Pucuk pimpinan akan menularkan tindakan manajemen, dan kemampuan manajemen yang harus dapat mengelola keteraturan dan kelancaran proses organisasi serta ketaatan anggota perusahaan terhadap kebijakan dan sistem yang dirancang untuk melaksanakan prinsip GCG. Indonesia boleh bangga bahwa yang melopori dan tetap memajukan GCG adalah beberapa perusahaan BUMN, berkat ketentuan dan arahan Kementerian BUMN dan pengembangan serta pemahaman pucuk pimpinan beberapa BUMN. Dalam Penjelasan UU No. 19 tahun 2003 disebutkan Tujuan GCG yang meliputi: Memaksimalkan Nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan; Mendorong Pengelolaan BUMN secara Profesional; Mendorong agar organisasi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi Nilai Moral dan Kepatuhan; Meningkatkan Kontribusi BUMN; Meningkatkan Iklim Investasi dan Mesukseskan Program Privatisasi. Menjadi contoh nyata juga Pasar Modal mengajarkan dan mengharuskan Korporasi Terbuka (Go Public) menjalankan GCG. Dalam implimentasi GCG bagi perusahaan Tbk tentu harus menguasai Manajemen Risiko, Pengelolaan Informasi Teknologi, Pemahaman Regulasi Audit dan Praktek Audit yang Transparan dan Benar. Contoh keberhasilan menerapkan GCG oleh perusahaan BUMN dan korporasi Tbk  yang masuk pasar modal yang nyata-nyata memberi manfaat “lebih” ; haruslah dapat diikuti oleh perusahaan lain baik menengah maupun yang sedang merintis usaha baru. Tidak kalah penting dalam implementasi GCG adalah pemahaman Ilmu Komunikasi yang antara lain berupa penyampaian Informasi dan Komunikasi. Informasi bisnis, ekonomi dan politik harus difahami dan dikomunikasikan dalam bentuk dan kerangka waktu yang tepat agar manajemen memungkinkan melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan: mengikuti dan mendapat informasi eksternal dan internal yang penting sehubungan dengan bisnis perusahaan. Menyediakan informasi yang tepat bagi institusi/mereka yang harus diinformasikan. Informasi yang disampaikan terperinci dan tepat waktu dapat memberdayakan dalam melaksanakan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Komunikasi yang efektif harus terjadi dalam pengertian : mengalir kebawah, melintas dan naik ke atas dalam suatu organisasi.  Memahami pentingnya komunikasi demikian mrempermudah untuk pelaporan terjadinya ketidakwajaranyang diduga terjadi, semisal kecurangan: fraud. Dengan sistem komunikasi yang baik dapat dipastikan efektifitas keterbukaan: tranperancy. Tentu ada juga hambatan implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) dan kemungkinan terjadi kegagalan. Kegagalan dapat diindentifikasi dan diperbaiki antara lain: karena terjadinya pengendalian internal yang tidak dihiraukan; karena pengendalian rumit atau terlalu kompleks; karena informasi dan komunikasi tidak berjalan (jelek); karena seringnya terjadi perubahan/modifikasi; dan karena terjadi kebosanan ataupun penolakan. TOPIK PELATIHAN (TRAINING OUT-LINE) GCG di Indonesia: Peluang dan Tantangan Konsep dan Tujuan GCG Prinsip-prinsip GCG: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi  dan Kemitraan Studi kasus BUMN yang sukses melaksanakan GCG Hardware: Struktur Organisasi, Direksi dan Komisaris, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan. Software: Vision, Mission & Values;corporate ethics; attitudes and behavioral conducts; corporate responsibility & sustainable company. Sistem Pengendalian Internal Studi kasus GCG di Perbankan Pelaporan Keuangan dan Persaingan Usaha Tender secara Elektronik Selintas Manajemen Risiko Tanggung Jawab Sosial, Budaya, Moral dan Etika Perusahaan METODOLOGI PELATIHAN Bahasan Makalah Ilmiah dan Presentasi Power Point Presentasi Video Studi Kasus Perusahaan yang sukses melaksanakan GCG Interaktif: Diskusi dan pembahasan Problem Solving Bahasan per kelompok dan presentasi dari Brain Storming Sessions Result Oriented YANG PERLU MENGIKUTI Direksi, Pucuk Pimpinan, Company Secretary Manajemen Level 1 dan 2 Manajemen Pelaksana dan Supervisors Level

9684
× Ada yang bisa dibantu? Available from 06:00 to 23:00 Available on SundayMondayTuesdayWednesdayThursdayFridaySaturday